Pertukaran budaya adalah program pertama yang dilaksanakan mahasiswa Pascasarjana UNS dalam kunjungan ke Malaysia, dimana mahasiswa diminta melakukan sharing budaya antara mahasiswa UNS dengan mahasiswa UPSI, dimana mahasiswa UNS juga membawa budaya –budaya sendiri dari daerah tempat tinggal mereka dan mengenalkannya dengan mahasiswa UPSI begitupun juga sebaliknya. Pertukaran ini diharapkan mempererat hubungan antara Indonesia dengan Malaysia yang bisa kita rasakan naik turun, dan juga agar kita memahami keberagaman yang ada di dalam satu rumpun yaitu melayu.

Acara pembukaan dan culture exchange bertempat di kampus baru UPSI di daerah Proton City. Tepatnya di balai pertemuan NCDRC. Mahasiswa beserta dosen S2 PPKN yaitu Dr. Triyanto S.H,M.Hum serta Dr. Winarno,M.Pd sebagai perwakilan dari UNS. Pada acara malam itu Mahasiwa UNS menampilkan tari tradisional yaitu tari manok dadali, tari manok dadali sendiri adalah tari tradisional asal Jawa Barat. Acara pembuakaan dan culture exchange ini pun dihadiri oleh pejabat- pejabat dari fakulty pengembangan kemanusiaan termasuk dekan fakulty pembangunan manusia yaitu Dr. Hairi. Acara dimulai dengan adanya tarian selamat datang oleh mahasiswa UPSI, nama tarian tersebut adalah Tarian Kapur Sirih. Berbagai macam tarian ditampilkan dari pihak mahasiswa UPSI dan UNS. Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama.

 

Program yang akan dijalankan dalam kunjungan kuliah yang diadakan oleh Prodi S2 PPKn UNS ke UPSI khususnya ke prodi kewarganegaraan UPSI yang pertama adalah melakukan kegiatan akadeik bersama dengan mahasiswa UPSI disana. Mahasiswa UNS akan mengikuti kegiatan perkuliahan, model belajar dan kegiatan keorganisasian yang ada di UPSI. Keikutsertaan itu dimaksudkan agar mahasiswa UNS yang berkunjung disana mengetahui mengenai kegiatan detail perkuliahan di UPSI. Kegiatan yang lain yang akan dilakukan adalah kegiatan bersama atau program bersama yang akan diadakan di malasysia. Tujuan dari keikutsertaan dalam semua kegiatan mahasiswa UPSI adalah agar Mahasiswa S2 PPKn UNS mengetahuai persamaan dan perbedaan kurikulum di UPSI mengenai kewarganegaraan, dari secara kurikuler sampai ke pembentukan kewarganegaraan di ranah keorganisasian. Kurikulum dalam kuliah yang berbeda inilah yang membuat mahasiswa UNS bisa merasakan perbedaan bagaimana isi dari perkuliahan mereka, dengan begitu diharapkan nantinya bisa menjadi perbandingan kurikulum yang dirasakan Mahasiswa PPKn UNS.

Kegiatan ini di isi dengan Seminar Internasional, pelaksanaan seminar berada di Bilik Interaksi Malim Sarjana, Fakulti Sains dan Kemanusian, Universiti Pendidikan Sultan Idris. Pembicara dalam seminar ini adalah Dr. Triyanto yang merupakan dosen sekaligus kepala program studi S2 PPKn Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tema yang diusung oleh Dr. Triyanto dalam seminar ini adalah “The Challenges of Civic Education in The Digital Era”. Tema tersebut membahas akses komunikasi di era digital yang memakin canggih dan terbuka dan memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat terutama peserta didik untuk berinteraksi secara cepat dan mudah. Pada seminar ini diikuti oleh mahsiswa fakulty pembangunan manusia dan mahasiswa UNS.

Kegiatan selanjutnya adalah menunjungi sebentar ke perpustakaann milik UPSI, dimana rombongan mahasiswa UNS ditunjukkan berbagai fasililtas yang dimiliki oleh UPSI, berbagai koleksi buku nasional dan import terdapat disana, begitu pula berbagai juranal yang dibuat oleh pensyaraha disana atau juga mahasiwa di UPSI. Kunjungan ke perpustakaan disudahi, berpindah ke museum sejarah malaysia yang masih satu kompleks dengan UPSI. Museum ini berisikan berbagai informasi dan berbagai reka adegan sejarah dari Malaysia. Isi yang lain dari museum ini adalah, berbagai informasi yang berkenaan dengan kerajaan di Malaysia. Terakhir, rombongan mahsiswa UNS berkunjung ke pusat sukan UPSI, dimana berbagai fasilitas pendukung untuk olahraga mahasiswa UPSI ada.

Program berikutnya dari kunjungan ke Malaysia adalah mengunjungi sekolah dasar setempat,serta melihat berbagai kegiatan didalam sekolah tersebut. Mahasiswa UNS diajak untuk merasakan kurikulum sekolah di sekolah di Malaysia. Model pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang mengajar dikelas. Tujuan dari program ini adalah bahwa hampir dari mahasiswa UNS adalah guru yang tempat mengajar sama yaitu tingkat pendidikan dasar. Mahasiswa UNS diharapkan dapat mengkomparasikan atau melakukan perbandingan kurikulum dan metode pembeajaran yang digunakan di sekolah dasar Malaysia, hal ini berguna untuk mengembangkan kemampuan pedagogik serta pengembangan materi di kurikulum yang dipakai dalam pembelajaran. Pada kegiatan visiting Malaysian School mahasiswa mengunjungi National Child Development Research Center atau disingkat NCDRC merupakan pusat penelitian perkembangan anak-anak yang didirikan pada tanggal 20 September 2006. Pendirian ini atas persetujuan dari Dewan Direksi Universiti Pendidikan Sultan Idris dan Kementrian Pendidikan Tinggi Malaysia. Awal tentang perlunya pendirian NCRDC digagas oleh sebuah makalah yang dipresentasikan kepada Kelompok Penasihat Negara yaitu PERMATA pada tanggal 14 Oktober 2005 setelah menyadari bahwa tidak ada badan atau pusat khusus yang ada untuk mengoordinasikan masalah yang berkaitan dengan urusan anak usia dini di Malaysia. National Child Development Research Centre yang disingkat NCDRC berlokasi di Kampus Sultan Azlan Shah, Universiti Pendidikan Sultan Idris, Proton City.

Kegiatan berikutnya adalah mengunjungi pusat dari berbagai macam hal yang mengenai mahasiswa internasional di UPSI yaitu International and Mobility Centre (IMC) merupakan pusat pelayanan untuk mahasiswa internasional. IMC memiliki fungsi untuk melayani mahasiswa yang memiliki keperluan mengenai tuntutan kesejahteraan mereka, program, kehidupan kampus, masalah visa dan kegiatan umum di dalam dan di luar kampus. IMC juga berfungsi sebagai pusat utama di universitas dalam mengoordinasikan program pertukaran pelajar untuk siswa UPSI yang pergi ke luar negeri serta menerima siswa dari luar negeri untuk program pertukaran jangka pendek dan pertukaran selama satu semester untuk mahasiswa S1. IMC mengatur berbagai program dan kegiatan lain untuk siswa internasional untuk pengembangan akademik mereka dan pengembangan karakter mereka. Kegiatan yang dilakukan di IMC adalah penayangan video profil dari UPSI dan penjelasan mengenai IMC itu sendiri. Selanjutnya dari mahasiswa UNS dijamu beberapa makanan khas Malaysia pihak IMC. Pihak IMC juga memberikan kenang-kenangan kepada setiap mahasiswa berupa gantungan kunci.

Sesi kunjungan ke IMC selesai, dilanjutkan dengan kunjungan ke IPM (Institute Peradaban Melayu). Pada kegiatan ini di isi dengan adanya Kuliah Umum “Malaysia-Selayang Pandang” oleh Prof Madya Dr Samsudin Suhaii. Kuliah umum mengenai Tujahan penyelidikan baharu institut peradaban melayu seperti sejarah Malaysia, bahasa dan kesustraan, warisan budaya melayu, falsafah melayu, politik, agama, dan sistem kepercayan, ekonomi dan sains teknologi, orang asal dan etnik pribumi. Pada kuliah umum ini kita dibawa ke sudut pandang yag lain mengenai sejarah Malaysia yang mana sedikit berbeda dengan apa yang kita lihat di internet. Kuliah ini membuat kami lebih paham mengenai sejaraha Malaysia dan kedekatannya dengan Indonesia. kuliah umum ini berlangsung sampai tengah hari.

Kegiatan selanjutkan menuju ke teratak riverview, disini kita diajak untuk mengexplore alam disekitar Tanjung Malim, distrik yang ditempati kampus UPSI. Tempat wisata yang bernama tratak riverview merupakan adalah sebuah resor di seberang Sungai Malaysia. Sungai itu berada di antara Perak dan Selangor. Resor ini memiliki fasilitas seperti tempat berkemah, dan hostel. Selain itu, fasilitas lain seperti aula, doa dan penggunaan umum lainnya.

Kegiatan selanjutnya adalah menunjungi masjid dan museum percatakan AlQur-an yang berda di kota pemerintahan Malaysia yaitu putra jaya. Pada umumnya kita hanya mengetahui bahwa ibukota Malaysia hanyalah kuala lumpur saja, akan tetapi ternyata kuala lumpur hanya kota yang khususnya untuk pengaturan ekonomi di Malaysia. Sedangkan untuk tata kemeprintahannya dipusatkan di kota baru mereka yang dinamakan putra jaya. Awalnya pemindahan kota admintrasi yang dilakukan Malaysia pada tahun 1999 mendapat kritikan dari parlemen akan dikarena pembangunan tersebut bertepatan dengan krisis moneter yang terjadi diseluruh negara berkembang kala itu.

Kegiatan selanjutya adalah mengunjungi desa yang khas di Malaysia. Desa tersebut adalah kampong gajah perak, Kampung gajah terletak di tepi tebing kanan Sungai Perak, Perak, Malaysia. Kampung gajah terletak kira-kira 75 km di barat Bandar Ipoh. Bandar Teluk Intan terletak di selatan Kampung Gajah, kira-kira 25 km. Kegiatan di Kampung Gajah dibuka oleh salah satu warga emas sebagai sambutan selamat datang bagi mahasiswa-mahasiswi UNS yang berkerjasama dengan UPSI. Kegiatan ini berkerjasama dengan badan kesehatan setempat untuk melaksanakan kegiatan senam sehat untuk orang lanjut usia. Selain itu, juga dilakukan berbagai kegiatan antara lain permainan-permainan seperti menirukan gaya dan permainan Bulldozer yang diikuti anggota PRIMAS dan mahasiswa UNS.

Tempat yang dikunjungi berikutnya adalah Wisata bersejarah Pasir Salak. Kegiatan di tempat ini yaitu mengamati dan mempelajari sejarah bangsa Melayu pada zaman dahulu sampai Malaysia merdeka. Tempat wisata yang bernama Pasir Salak Historical Complex merupakan tempat wisata yang berupa komplek dimana didalamnya terdapat beberapa bangunan bersejarah. Beberapa gedung di dalam kompleks ini terdapat sebuah cerita bersejarah yang menceritakan seorang Residen Inggris yang pertama untuk Negara bagian Perak, Mr. James Wheeler Woodford Birch dibunuh. Mr. JWW Birch ini termasuk orang yang sombong dan tidak menghormati adat istiadat, seperti menolak untuk melepas sepatunya saat memasuki istana Sultan. Mr, JWW Birch ini adalah seorang budak colonial dipilih untuk sebuah pekerjaan penting yang akhirnya membawa perseturuan dan peperangan antara sultan-sultan, termasuk Sultan Perak dengan colonial Inggris.

Kegiatan selanjutnya adalah berkunjung ke tempat kerajinan tanah liat yang dikembangkan oleh salah satu warga Kampung Gajah, Perak. Kerajinan tangan dengan tanah liat ini merupakan salah satu contoh mata pencaharian warga Kampung Gajah. Berbagai bentuk kerajinan-kerajinan tanah liat seperti vas bunga, kotak tarian melayu untuk menyambut atau menghormati tamu negara/tamu agung yang dating. Hari terakhir rombongan mahasiswa UNS mengunjungi Malaysia. Kami packing dan meninggalkan asrama mahasiswa UPSI.

Comments

More Posts You May Find Interesting